Kesehatan
merupakan tujuan pembangunan mendasar dan inti dari kesejahteraan, hal yang
fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas (Todaro,2005).
kesehatan erat kaitannya dengan tingkat produktivitas. Oleh sebab itu
pembangunan kesehatan perlu mendapat perhatian utama pemerintah, karena dapat
dilihat sebagai investasi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan; meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat; meningkatkan upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit; meningkatkan keadaan gizi masyarakat;
dan meningkatkan penanganan masalah kesehatan di daerah bencana.
Rendahnya
aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masih menjadi suatu
permasalahan. Belakangan ini media ramai memberitakan tentang Seorang dokter
muda bernama Dionisius Giri Samudra atau yang akrab disapa dokter Andra,
meninggal dunia di lokasi tugasnya saat sedang mengikuti program magang di RS
Cenderawasih, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Utara. Bisa dibilang,
daerah tugas Andra merupakan daerah pedalaman. Dikutip dari Kompas,
sebelum dikabarkan meninggal dunia, dokter muda asal Makassar ini menderita
sakit demam dan turunnya trombosit. Kesadaran Andra juga dikabarkan
menurun kala itu. Namun setelah menjalani perawatan, ternyata Andra
mengalami radang selaput otak, infeksi paru-paru dan saluran pernafasan.
Rencananya Andra akan dirujuk ke rumah sakit di Kota Tual, tapi terkendala masalah transportasi. Dibutuhkan waktu 12 jam dari Dobo menuju Tual dengan kapal ferry. Sementara penerbangan sudah 1 bulan ini tidak beroperasi (merdeka). Mungkin kisah Dokter Andra bukan merupakan kejadian pertama kisah pasien yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai karena terkendala akses menuju rumah sakit. Dengan ramainya pemberitaan ini semoga pemerintah dapat lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas di bidang kesehatan, terutama yang ada di pelosok Indonesia.
Rencananya Andra akan dirujuk ke rumah sakit di Kota Tual, tapi terkendala masalah transportasi. Dibutuhkan waktu 12 jam dari Dobo menuju Tual dengan kapal ferry. Sementara penerbangan sudah 1 bulan ini tidak beroperasi (merdeka). Mungkin kisah Dokter Andra bukan merupakan kejadian pertama kisah pasien yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai karena terkendala akses menuju rumah sakit. Dengan ramainya pemberitaan ini semoga pemerintah dapat lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas di bidang kesehatan, terutama yang ada di pelosok Indonesia.
Diharapkan
pemerintah dapat membuat kebijakan dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan
kualitas pelayanan kesehatan,yaitu dengan
Meningkatkan ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau, serta menjamin perlindungan terutama keluarga miskin. Meningkatkan
jumlah, fungsi dan kualitas puskesmas dan jaringannya secara merata untuk
memudahkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang murah dan
berkualitas. sehingga seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan hak yang sama
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

0 komentar:
Posting Komentar